ibu oh ibu

Sembilan bulan aku dikandung ibuku,terasa sakit yang dirinya rasakan.resah,gelisah menanti kehadiranku.siang malam dirinya selalum berdoa agar aku dilahirkan menjadi seseorang yang dapat mengnurus dan membahagiakan ibu.begitu besar harapannya untuku.knhayalan dan angan-angan ibu tentang aku.aku yang akan menjadi apa?sukseskah aku?atau hancurlah aku,masa depanku?disetiap langkahnya,tak pernah luput dari bayangan anak-anaknya “Bagaimana anaku kelak?”kata itu selalu terngiang dalam telingaku.
Ibuku adalah seorang yang diam,diam bukan berarti bisu dalam segala hal.dibalik kediamannya tersimpan kemampuan yang begitu besar untuk mendidik anak-anaknya yang tanpa banyak bicara,namun bekerja dengan sepenuh hati,fikiran dan tenaga tanpa harus mengoceh yang memnbuat kita tidak berekonsentrasi dalam segala hal yang kita lakukan.dan hal itu membuat anak-anaknya berfikir setiap kata yang terlontar dari mulut manis ibu,itulah yang harus dilakukan atau bahkan dilarang melakukannya.
Ibu adalah orang yang selalu tersenyum dan ceria dimataku. Apapun dan bagaimanapun kondisi ibu. Senang, sedih, gembira, dia selalu tersenyum untuk anak-anaknya. Senyumannya begitu banyak arti meskipun hatinya sedang duka, lara, tak pernah ia menunjukan rasa duka laranya yang penting ia tetap bisa memberi senyuman pada setiap anaknya yang berarti adalah dukungan terbesar untuk mereka. “senyummu sangatlah berarti untukku ibu…”begitulah anak-anaknya berbicara untuk ibu.
Ibu bagiku adalah seorang yang tegas dalam mengambil tindakan ataupun keputusan dalam setiap saat. Ibu tak akan segan menghukum anaknya yang bersalah begitupun sebaliknya ibu tak pernah pilih kasih terhadap semua anak-anaknya, semua ia perlakukan dengan cara yang sama tanpa harus membedakan aku, adikku dan kakakku. Hanya bedanya cara mendidiknya antara laki-laki dan perempuan terlihat aga sedikit beda. Ketegasannya membuat setiap anak-anaknya patuh dan disiplin dalam mengambil segala keputusan soal hidup.
Sesosok wanita berkepala empat, mempunyai tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Mempunyai satu orang suami yang sangat menyayanginya. Mempunyai hobi memasak, lebih senang bekerja dan melakukan pekerjaan dibanding kerja dirumah. Namun slalu meluangkan waktu untuk anak-anaknya walau bagaimanapun sibuknya ia, tak pernah menelantarkan anak-anaknya. Itulah ibu yang selalu merawatku dan kedua saudara kandungku dengan penuh cinta dan kasih sayang,perhatiannya tak luput pada diriku dan kedua saudaraku.
Tanpa seorang ibu,aku bukanlah apa-apa.dirinya merawatku dari kecil,hingga sekarang aku menjadi seperti ini.air susunya kini telah menjadi darah dan daging dalam tubuhku tetesan air matanya telah menjadi doa dan pendorongku untuk bisa menjadi sukses.senyum kecilnya adalah bsemangat hidupku.tanpa itu semua,aku tak tau apakah aku masih bisa hidup di dunia ini.tanpa air susunya,tanpa sepercik doa yang selalu ibu panjatkan untukku,aku yakin aku tak akan pernah ada didunia ini dan hidup dengan tentram dan damai dengan di lindungi oleh ke dua orang tua,terutama ibuku
“ibu,adakah sepercik harapanku tuk bisa bahagiakan dirimu?”
Aku hanya ingin yang terbaik untukmu ibu. . .

0 komentar:

Posting Komentar